Memperbaiki Hal-hal yang Terlintas di Hati
Bersama Pemateri :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr
Memperbaiki Hal-hal yang Terlintas di Hati adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 22 Rabi’ul Akhir 1445 H / 6 November 2023 M.
Kajian Islam Ilmiah Tentang Memperbaiki Hal-hal yang Terlintas di Hati
إنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ تَجَاوَزَ لِأُمَّتي عَمَّا حَدَّثَتْ به أَنْفُسَهَا، ما لَمْ تَعْمَلْ، أَوْ تَكَلَّمْ بهِ
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla tidak menuliskan dosa untuk umatku apa yang dia ucapkan dalam hatinya selama dia tidak kerjakan atau dia tidak ucapkan.” (Muttafaq Alaihi, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim).
Sesungguhnya prinsip amalan seseorang, baik atau buruknya, tergantung dari pikiran-pikiran yang berputar di dalam dadanya, kemudian pikiran-pikiran itu berubah menjadi keinginan, dan keinginan berubah menjadi amal perbuatan. Oleh karena itu, barang siapa yang bisa menjaga pikiran-pikiran tersebut dengan baik, ia menghalangi dan menjauhkan dari hatinya pikiran-pikiran buruk tersebut, maka hatinya akan selamat dari kehancuran dan kebinasaan. Tapi, barang siapa yang membiarkan pikiran-pikiran buruk terus merasuk hatinya, maka hal tersebut akan merusak dan membuahkan keburukan dan kerusakan yang besar.
Berkata Ibnul Qayyim Rahimahullah: Adapun pikiran-pikiran, maka perkaranya sangat berat, karena sumber kebaikan dan keburukan itu adalah pikiran. Darinya terlahirkan keinginan dan azam yang kuat. Maka, barang siapa yang memperhatikan pikiran-pikirannya, menjaga pikiran-pikirannya, ia akan menguasai dirinya, menguasai hawa nafsunya. Dan barang siapa yang terkalahkan oleh pikirannya, maka hawa nafsunya yang akan menguasainya. Dan barang siapa yang meremehkan pikiran-pikiran buruk, maka pikiran-pikiran buruk tersebut akan mengantarkannya kepada kebinasaan. Terus saja, pikiran-pikiran itu merasuk dalam hati, sampai berubah menjadi harapan-harapan dan impian-impian yang batil, seperti fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka oleh orang-orang yang haus bahwa di sana ada air, sampai ketika ia ke sana tidak mendapatkan sesuatu, dan dia mendapati Allah di sisinya. Dan Allah memberi balasan yang sempurna. Dan Allah Maha cepat perhitungannya.
Dan kiat yang paling bermanfaat untuk seorang hamba dalam bab ini, yaitu seseorang membatasi pikiran-pikirannya pada empat perkara. Yang pertama, pikiran-pikiran yang mendatangkan manfaat dunianya. Yang kedua, pikiran-pikiran yang menghalangi darinya bahaya-bahaya dunianya. Yang ketiga, pikiran-pikiran yang mendatangkan manfaat akhiratnya. Dan yang keempat, pikiran-pikiran yang menolak darinya bahaya di akhirat. Apabila seseorang membatasi pikiran-pikirannya pada empat perkara ini, maka ia akan sukses dan bahagia di dunia dan di akhirat.
Berkata Ibnu Qayyim Rahimahullah: Hendaklah seorang membatasi pikiran-pikirannya pada empat perkara. Apabila terbatasi pada empat perkara ini, maka dia tidak akan terpikirkan perkara yang lain. Dan apabila pikiran-pikiran ini saling berkaitan, maka ia harus mendahulukan yang lebih penting daripada yang penting yang ditakutkan tidak ia dapatkan, dan mengakhirkan yang tidak terlalu penting dan tidak ditakutkan untuk tidak didapatkan.
Tersisa dua bagian lagi, yaitu pikiran-pikiran yang penting, tapi insyaAllah tidak akan hilang; yang kedua, tidak begitu penting, tapi bisa hilang. Maka dari keduanya, untuk mendahulukan yang mana, di sini kita mungkin terjatuh pada kebingungan. Jika didahulukan yang penting yang ditakutkan tidak bisa didapatkan, maka kita akan kehilangan suatu yang penting. Tapi jika kita mendahulukan yang tidak begitu penting, maka kita akan ketinggalan dari sesuatu yang lebih penting.
Juga, jika kita dihadapkan dua perkara yang tidak mungkin untuk kita gabungkan keduanya dan tidak mungkin kita mendapatkan keduanya. Jika kita pilih salah satunya, mesti salah satunya tidak kita dapatkan, di sinilah kita menggunakan akal, fikih dan pemahaman kita, dan di sinilah akan terlihat orang yang cerdas, dan orang yang merugi.
Kebanyakan orang yang mengagungkan akal dan pemikirannya, dia akan mendahulukan sesuatu yang tidak penting, yang sebenarnya tidak hilang atau bisa didapatkan, dari sesuatu yang penting yang tidak didapatkan, dan hampir tidak ada seorang pun yang selamat darinya, tapi ada yang banyak kerugiannya, dan ada yang sedikit kerugiannya.
Maka kaidah yang kita gunakan dalam bab ini, yang merupakan kaidah yang sangat penting, yang dibangun diatasnya poros syariat dan takdir, juga kembali kepadanya masalah penciptaan dan perintah, yaitu: “Kita harus mendahulukan yang lebih besar maslahatnya, meskipun kita kehilangan maslahat yang lebih sedikit. Dan kita terpaksa terkadang harus melaksanakan sesuatu yang lebih ringan mafsadatnya, untuk meninggalkan mafsadat yang lebih besar.”
Maka, kadang-kadang kita harus meninggalkan suatu maslahat untuk mendapatkan maslahat yang lebih besar, atau terkadang kita harus melaksanakan suatu keburukan untuk menghindari keburukan yang lebih besar lagi.
Pikiran-pikiran yang paling bermanfaat, yaitu pikiran untuk Allah Tabaraka wa Ta’ala, memikirkan tentang Allah ‘Azza wa Jalla dan kehidupan akhirat.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.
Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Kedudukan Iman kepada Takdir
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53559-memperbaiki-hal-hal-yang-terlintas-di-hati/